Friday, 18 October 2013
Korupsi di Indonesia
Di post ini saya akan mencoba membahas masalah korupsi dan bagaimana mengatasinya secara jitu. dan jika menurut anda tulisan ini akan berguna bagi kita semua khususnya bagi kemajuan bangsa kita tolong sebarkan ke teman, saudara, pejabat, dan juga di sosial network. Trims.
Sekarang ini hampir setiap waktu kita mendengar berita korupsi, yang selalu tumbuh hilang berganti, yang tidak ada habisnya, sebagai rakyat biasa alias wong cilik, saya merasa sedih, apakah ini suatu tanda kehancuran bangsa. Secara mentalitas memang sudah hancur, hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya. tidak peduli lagi dengan keadaan rakyat yang menjerit, mencari sesuap nasi. Pada masa penjajahan kita di jajah oleh bangsa asing, tapi sekarang kita di jajah oleh koruptor yang selalu menggerogoti kekayaan negara. Jika begini terus akankah Indonesia bisa maju.?. Tentu Tidak, bahkan akan semakin tertinggal dari negara-neraga lain.
Koruptor adalah penyakit masyarakat yang harus diberantas, karena dapat menular. Kalau atasannya korupsi, tentu bawahannya juga akan mencontoh. hal seperti ini juga akan menjalar kesegala instansi pemerintahan. Bahaya penyakit mental korupsi akan lebih berbahaya dari ancaman internal yang terlihat seperti, Teroris, G30S PKI (jaman dulu).
Benih-Benih Koruptor
Kita tahu benar untuk menjadi pejabat lewat pemilu, kita butuh dana kampanye yang tidak sedikit, apalagi si calon pejabat mencari gelar singkat dan cepat walau dibayar dengan mahal, dan terjadinya KKN maka inilah calon-calon koruptor baru.
Penangkapan Koruptor
Penangkapan koruptor oleh KPK tidak akan membuat koruptor lain takut, bahkan jika dibuat Densus Koruptor oleh Kepolisian tentu masih tidak akan membuat jera. Kita tahu Korupsi tidak dapat diberantas sampai habis, tapi setidaknya kita dapat menekan angka pertumbuhan para koruptor baru sekecil mungkin. Tapi sekarang dari koruptor kelas teri sampai kelas kakap muncul beritanya di stasiun TV. Bagi koruptor trilyunan rupiah akan sangat ringan jika Jaksa hanya menuntut ancaman hukuman 15 tahun dan denda 1 milyar, seperti yang diberitakan semua stasiun TV akhir-akhir ini. Bahkan untuk mengalihkan berita utama para koruptor, dibuatlah sensasi baru
yaitu para penyanyi yang menerima bayaran dari koruptor, akan ditangkap, lalu mau diapakan. Kalau mereka hanya menerima uang jasa yang wajar dari hasil jual suara, mengapa harus dipermasalahkan.
Prinsip Ekonomi Para Koruptor
1. Didalam tahanan koruptor bagaikan pangeran , makan enak beli di kantin, fasilitas hidup tersedia, bahkan bisa jalan-jalan ke Bali.
2. Setelah bebas, ia masih punya banyak kekayaan, walupun sudah tidak dipercaya jadi pejabat, tapi kan nanti dapat jadi pengusaha.
3. Ada dana cadangan sebagai jaminan kesejahteraan keluarganya.
Mencari Solusi
Kita sering menonton para Akademisi, politikus, ormas dan lain-lain mencari solusi sebagai hukuman bagi para koruptor supaya jera, dan para calon koruptor akan berpikir dua kali untuk melancarkan aksinya. tapi sayang yang di usulkan selalu bertentangan dengan HAM, seperti hukuman mati, hukum seberat-beratnya (seperti apa?), hukuman lain yang tidak jelas.
Padahal hukuman adalah senjata terakhir sebagai ancaman terhadap perbuatannya.
Tapi hingga sekarang saya belum pernah mendengar kepastian hukuman bagi para koruptor
Saya tidak mengerti, apakah yang berwenang memikirkan hal ini atau mengabaikannya, sehingga seperti melindungi dan memberi pupuk bagi para koruptor baru.
Hukuman yang Setimpal
Sebelum membahas hukuman apa yang paling setimpal bagi para koruptor (menurut Penulis)
Kita akan memulai dari awal proses pencalonan pejabat yang harus melaporkan seluruh kekayaanya kepada beberapa instansi terkait, tidak perlu ke publik.
Berikut ini adalah sangsi/hukuman bagi para koruptor, sehinga akan membuat mereka jera, dan bagi para calon koruptor akan berpikir dua kali. yaitu:
1. Sita semua kekayaannya dari manapun dia peroleh.
2. Bagi anak-anak para koruptor tidak bisa menduduki pemerintahan (PNS), bekerja di BUMN, dan BUMD.
3. Didalam tahanan hendaknya jangan diistimewakan seperti dewa, tapi justru harus kerja kasar, hanya mendapat makanan jatah tahanan dan tidak ada fasilitas kemudahan seperti hp, laptop dll.
Saya yakin jika hal ini diterapkan, korupsi akan hilang dengan sendirinya, dan Indonesia akan dapat terus berkembang maju demi kemakmuran bangsa, tidak seperti sekarang makin terperosok masuk kedalam jurang dan menunggu kehancuran.
Ada yang bertanya "Bagaimana dengan biaya hidup keluarganya"
- Cukup beri santunan sebesar UMR selama setahun.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kemajuan bangsa kita Indonesia, dan jika pembaca setuju dengan 3 sangsi/hukuman seperti diatas , diharap bagikan post ini di solial network apapun.
Update Juli 5, 2014
Debat Capres dan Cawapres
Aneh sekali tidak ada Capres dan Cawapres yang mengemukakan solusi bagaimana cara
mengatasi korupsi di Indonesia, Mereka hanya mengandalkan hukum yang ada dan penegak hukum
seperti Polisi, Kejaksaan dan KPK, yang selama ini kurang tuntas mengatasi masalah korupsi,
sehingga gugur satu tumbuh seribu koruptor baru.
Share on Facebook
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment